top of page

Bila Gerhana Tiba, Jangan Lupa Cara Shalatnya

  • Writer: Journal Moeslim
    Journal Moeslim
  • Jul 26, 2022
  • 2 min read

Oleh : Asriaini Fahrudin




Fenomena gerhana terjadi saat benda angkasa bergerak ke dalam bayangan benda angkasa lainnya. Gerhana terbagi menjadi dua: Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan. Bagaimana kedua gerhana tersebut terjadi? Gerhana Matahari terjadi saat Bulan berada di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup cahaya matahari yang mengarah ke langit Bumi. Sedangkan Gerhana Bulan terjadi saat Bumi berada di antara Matahari dan Bulan.


Gerhana merupakan fenomena alam yang memperlihatkan kebesaran Allah SWT. Oleh karena itu, kaum Muslim dianjurkan untuk menunaikan ibadah sunnah. Adapun sunnah-sunnah yang dapat dilakukan saat Gerhana terjadi di antaranya shalat Gerhana.


Shalat Gerhana sunnah dilakukan secara berjamaah, berbeda dengan shalat sunnah yang lain. Tidak ada adzan dan iqomah. Shalat Gerhana sendiri terdiri dari dua rakaat, 4 kali membaca Al-Fatihah, dan 4 kali rukuk.

Berikut ini cara shalat gerhana yang tepat yang dijelaskan oleh Ustadz Sapria Muhammad :

1. Niat. Cukup menyengaja dalam hati, tidak harus dilafalkan.

2. Takbiratul ihram.

3. Membaca doa iftitah. Doa iftitah yang dibaca bebas, bisa memilih yang pendek, pertengahan, maupun yang panjang asalkan didasarkan pada riwayat yang shahih. Doa iftitah dibaca pelan.

4. Membaca taawudz. Taawudz juga dibaca dengan pelan.

5. Membaca surat Al-Fatihah. Surat Al-Fatihah dibaca dengan keras.

6. Membaca surat. Jika mampu membaca surat Al-Baqarah atau surat lain yang panjangnya kira-kira sama. Jika tidak mampu surat Al-Baqarah, maka bebas memilih surat yang lain, baik yang panjang maupun yang pendek.

7. Ruku. Ruku dilakukan dengan lama, kira-kira selama orang membaca 100 ayat. Bacaan tasbih saat rukuk bebas asalkan didasarkan pada riwayat yang shahih

8. Itidal. Pada saat ini, bacaan tasmi dilafalkan

9. Membaca Al-Fatihah kedua. Selesai membaca tasmi tangan disedekapkan lagi lalu membaca Al-Fatihah untuk yang kedua kali. Inilah yang membedakan dengan shalat-shalat biasa. Jika pada shalat biasa setelah itidal langsung sujud, maka pada shalat gerhana setelah Itidal berdiri lagi untuk membaca surat.

10. Membaca surat. Jika mampu membaca surat Ali Imran atau surat lain yang panjangnya kira-kira sama. Jika tidak mampu surat Ali Imran, maka bebas memilih surat yang lain, baik yang panjang maupun yang pendek.

11. Ruku. Ruku dilakukan dengan lama, tetapi lebih pendek sedikit daripada rukuk yang pertama. Bacaan tasbih saat rukuk bebas asalkan didasarkan pada riwayat yang shahih

12. Itidal. Pada saat ini, bacaan tasmi' dilafalkan

13. Sujud. Setelah Itidal dan membaca tasmi, sujud langsung dilakukan. Sujud juga diusahakan lama. Sujud dilakukan dua kali yang disela-selai duduk di antara dua sujud sebagaimana shalat biasa

14. Berdiri dari sujud untuk melakukan rakaat yang kedua. Pada rakaat yang kedua ini yang dilakukan sama persis dengan rakaat yang pertama, hanya saja durasi waktunya lebih pendek. Al-Fatihah dan surat dibaca, lalu rukuk, lalu itidal lalu membaca lagi Al-Fatihah dan surat lalu rukuk lalu i'tidal. Sebagaimana dalam rakaat pertama dilakukan dua kali berdiri dan dua kali rukuk, maka pada rakaat yang kedua ini juga dilakukan dua kali berdiri dan dua kali rukuk.

15. Sujud. Setelah itidal, gerakan dilanjutkan dengan sujud dua kali yang disela-selai duduk di antara dua sujud. Sujud pada rakaat kedua ini juga lama, tetapi lebih pendek daripada sujud pada rakaat pertama

16. Salam. Salam ke kanan terlebih dahulu, lalu ke kiri.


Terdapat beberapa sunnah yang dapat dilakukan saat Gerhana tiba, yaitu diutamakan adalah membaca takbir, boleh dilakukan seperti Ied, memohon ampun atas dosa-dosa yang pernah di lakukan, dan memperbanyak sedekah dan lain-lain. Shalat Gerhana dapat dilaksanakan saat gerhana mulai terjadi sampai gerhana selesai.

 
 
 

Comments


bottom of page