Oleh : Nurul Fadhilah
Syawal adalah salah satu bulan yang baik bagi Islam dan memiliki banyak manfaat. Salah satu keutamaan bulan Syawal adalah puasa sunnah 6 hari yang pahalanya setara dengan satu tahun.
Dalam Hadits Nabi disebutkan
من صام رمضان تم أتبعهم ستا من شوال كأن كصيام الدهو
“Siapa yang melakukan puasa Ramadhan lantas ia ikutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka itu seperti berpuasa setahun penuh. (HR Muslim, no 1164).
Syawal adalah bulan ke-10 dalam penanggalan Hijriah. Setelah berpuasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan, hari yang paling dinantikan umat Islam adalah hari pertama Syawal, yaitu hari raya Idul Fitri.
Kalender Hijriah dibuat pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Pada saat ini, tanggal dalam kalender Hijriah disusun menggunakan tahun Hijriah. Kalender Hijriah memang digunakan sebelum datangnya Islam. Namun saat itu, tahun Hijriah belum terstruktur seperti yang dikenal saat ini.
Dan pernikahan merupakan sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW bagi yang mampu, juga salah satu amalan yang memiliki keutamaan pada bulan Syawal. Dalam Islam, pernikahan adalah salah satu bentuk ibadah yang ditetapkan sebagai pelengkap dan penyempurna separuh agama. Rasulullah Shalallahu alaihi Wassalam bersabda, Nikah itu termasuk sunnahku. Barangsiapa yang enggan mengamalkan sunnahku, maka ia bukan termasuk golonganku. Menikahlah kalian, karena sesungguhnya aku akan bangga dengan kalian di hadapan umat-umat lain. Dan barangsiapa yang memiliki kemampuan maka menikahlah, dan barangsiapa yang belum mampu maka berpuasalah, karena puasa itu perisai (pemutus syahwat jima) baginya. (HR. IbnuMajah)
Dalam kitab Al-Bidayahwa an-Nihayah, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihiwasallam menikah dengan Aisyah untuk menyanggah anggapan salah sebagian orang bahwa mereka tidak menyukai pernikahan antara dua hari raya (termasuk bulan Syawal) antara Idul Fitri dan Idul Adha. Mereka khawatir akan terjadi perceraian. Mereka beranggapan bahwa unta betina mengangkat ekornya (syaalat bidzanabiha) pada bulan Syawal. Ini adalah tanda keengganan unta betina untuk kawin, serta tanda unta jantan yang menolak untuk mendekat. Jadi para wanita ini juga menolak untuk menikah, dan para wali juga menolak untuk menikahkan putri mereka.
Bulan Syawal dijadikan sebagai waktu untuk melangsungkan pernikahan untuk menghilangkan keyakinan orang-orang Arab Jahiliyah bahwa menikah di bulan Syawal adalah sial dan akan berakhir dengan perceraian. Jadi orang tua atau wali tidak mau menikahkan anak perempuannya di bulan itu, seperti halnya perempuan tidak mau menikah di bulan itu. Untuk menghilangkan keyakinan sesat tersebut, pernikahan di bulan Syawal juga dijadikan ibadah sebagaimana hadits Nabi sallallahu 'alayhiwasallam Rasulullah SAW menikahiku saat bulan Syawal dan mengadakan malam pertama dengan aku di bulan Syawal. Manakah istri beliau yang lebih mendapatkan perhatian selain aku? (HR. Muslim, AnNasai).
Menikah di bulan Syawal tidak tetap pada tanggal dan hari apapun, maksudnya menikah di tanggal dan hari apapun sah-sah saja dilakukan di bulan Syawal. karena sudah merupakan kebaikan bagi yang melakukannya, walaupun sebagian orang masih meyakini adanya kesialan pernikahan di bulan Syawal.
Menikah adalah ibadah terlama dan terpanjang kepada Allah SWT dan untuk mempersiapkannya pun tidak mudah. Banyak hal harus dipersiapkan untuk sebuah pernikahan, dimulai dari mental orang yang akan menikah, biaya yang akan dikeluarkan, dan waktu yang tepat. Apalagi bagi para orang tua yang sibuk dengan pekerjaan, tentu butuh waktu lama untuk mempersiapkannya. Maka, bulan Syawal adalah bulan yang biasanya dimanfaatkan oleh para orang tua dan banyak keluarga untuk menikahkan anak-anaknya, karena waktu yang cukup luang untuk memberitahukan orang dan kerabat di jauh-jauh hari tentang niat yang baik ini. Jadi, liburan panjang setelah Idul Fitri adalah waktu yang paling tepat dan sangat membantu kelancaran pernikahan itu.
Comments