top of page
Search

Wahai Anak Muda! Jagalah Allah

Writer's picture: Journal MoeslimJournal Moeslim

Oleh : Jihan Khoerunisa Marhamah


Seorang Muslim dituntut untuk bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Takwa adalah sebutan bagi orang yang melaksanakan perintah Allah dan menjauhi sesuatu yang dilarang oleh Allah. Sifat yang demikian bisa hadir jika memiliki keimanan kepada Allah.


Ibn Hajar al-‘Asqalany, dalam kitabnya Bulugh al-Maram min Adillat al-Ahkam, dalam kitab terakhir, Kitab al-Jami’, bab az-Zuhd wa al-wara’, hadis nomor 1..486, dalam sebuah hadis yang diterima oleh ibn ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa pada suatu hari, keadaannya sedang berada di belakang Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam, kemudian beliau bersabda: “Wahai anak muda! Jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu. Jagalah Allah! Maka Allah akan ada di hadapanmu. Jika engkau ingin meminta sesuatu, maka hendaklah meminta kepada Allah, dan jika engkau membutuhkan pertolongan, maka hendaklah memohon kepada Allah.” HR. Tirmidzi. Imam at-Tirmidzi sendiri meriwayatkan hadisnya dalam Bab shifat Qiyamat, hadis nomor 2016.


Pertanyaannya adalah bagaimana cara menjaga Allah? Imam al-Fauzan, yang merupakan salah satu ulama, menyebutkan bahwa yang dimaksud menjaga Allah dalam hadis ini adalah dengan memberikan perhatian penuh kepada sesuatu yang Allah perintahkan dan berusaha untuk menjauhi larangan-larangan Allah.


Jika dilihat, maksud dari ucapan imam al-Fauzan adalah dalam hadis tersebut Nabi memerintahkan kepada ibnu ‘Abbas untuk bertakwa kepada Allah, sebagai bentuk penjagaan ibnu ‘Abbas kepada Allah. Lalu, sebagai balasan atas penjagaan ibnu ‘Abbas kepada Allah, Allah pun akan menjaga ibnu ‘Abbas. Pesan Rasulullah tersebut juga berlaku bagi kita.


Penjagaan Allah kepada hamba-Nya yang bertakwa adalah dengan dijaga urusan duniawinya dan juga urusan agamanya. Dalam urusan duniawi, bentuk penjagaan Allah adalah dengan cara memberikan kesehatan jasmani, pikiran yang kuat, dan akal yang tajam. Bukan hanya itu, tetapi diberikan pula penjagaan kepada keluarga dan kerabatnya. Sedangkan dalam urusan agama, Allah akan senantiasa menjaga keimanan kita kepada Allah, dan saat meninggal akan berada dalam keadaan beriman kepada Allah.


Imam al-Fauzan melanjutkan, dalam hadis ini ada perintah untuk memohon kepada Allah. Perlu diingat bahwasanya Allah adalah tempat meminta segala sesuatu, baik urusan agama maupun urusan dunia. Permintaan itu dimohonkan hanya kepada Allah semata, bukan kepada yang lainnya, apalagi kepada sesama makhluk ciptaan-Nya.


Namun, ketika meminta kepada Allah, tidak cukup hanya dengan berdoa saja, melainkan harus ada tindakan nyata dalam diri kita supaya Allah mengabulkan doa kita. Ketika berdoa pun harus disertai dengan keyakinan yang kuat bahwa Allah akan mengijabah doa yang telah kita panjatkan. Mengapa demikian? Analoginya seperti ini, ketika kita membutuhkan bantuan kepada seseorang, tapi kita tidak yakin apakah seseorang tersebut akan membantu atau tidak, apa yang akan terjadi? Ya, orang yang bersangkutan mungkin akan merasa tersinggung. Ia mungkin berpikir, percuma saja memberikan bantuan jika yang meminta bantuan ternyata ragu. Sebab sekalipun dibantu, hasilnya tidak akan maksimal. Apalagi Allah, jika kita ragu ketika berdoa dan memohon kepada Allah, maka yang Allah berikan pun sesuai dengan keyakinan kita.


Semoga kita semua termasuk orang yang menjaga Allah dan dijaga oleh Allah. Semoga bermanfaat!

58 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page